0
Supply Chain Management
Posted by It's Suchi's BlogzZ
on
01.49
in
Makalah
PERAMALAN DEMAND
2.1
Defenisi Peramalan
Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan
merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan
penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang
tepat. Sementara menurut Supranto (1984), forecasting
atau peramalan adalah memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan
datang berdasrkan data masa lampau yang dianalisis secara ilmiah, khususnya
menggunakan metode statistika. Sedangkan menurut Sofjan Assauri (1993),
peramalan merupakan seni dan ilmu dalam memprediksi kejadian yang mungkin
dihadapi pada masa yang akan datang.
Berdasarkan defenisi dari beberapa ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa prediksi, estimasi, proyeksi atau perkiraan akan suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang didasarkan pada data
historis agar kesalahan yang mungkin terjadi dapat diperkecil.
Prinsip peramalan adalah peramalan umumnya tidak
tepat dan setiap peramalan selalu melibatkan estimasi kesalahan.
2.2 Defenisi Demand (Permintaan)
Permintaan adalah ungkapan keinginan dan kemampuan
seorang pembeli untuk memperoleh jumlah tertentu dari suatu barang dalam
berbagai kemungkinan harga yang mungkin dapat ditawarkan oleh pembeli.
Hukum permintaan yang berbunyi “Permintaan akan bertambah apabila harga turun dan akan berkurang
apabila harga naik.”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan
diantaranya :
1. Harga
barang.
2. Tingkat
pendapatan konsumen.
3. Harga
barang lain.
4. Selera
konsumen.
5. Perkiraan
harga barang di masa yang akan datang.
6. Pertambahan
penduduk.
7. Perubahan
mode.
8. Persaingan.
2.3 Peramalan Demand
Merupakan suatu
dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel
peramal, sering berdasarkan data deret historis.
Ada 9 langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin
efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen permintaan
yaitu :
a. Tentukan
tujuan dari peramalan.
b. Pemilihan
teori yang relevan.
c. Pengumpulan
data.
d. Analisi
data.
e. Pengestimasian
model sementara.
f. Evaluasi
model dan revisi model.
g. Penyajian
ramalan sementara kepada manajemen. .
h. Pembuatan
revisi final.
i.
Pendistribusian
hasil peramalan.
j.
Penentuan
langkah-langkah pemantauan.
Dilihat dari waktu,
tujuan peramalan adalah :
- Jangka
Pendek (Short Time)
Menentukan
kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian
ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management.
- Jangka
Menengah (Medium Term)
Menentukan
kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun
kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.
- Jangka
Panjang (Long Term)
Merencanakan
kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi biasanya bersifat tahunan (5 tahun, 10 tahun ataupun 20 tahun) dan
ditentukan oleh Top Management.
Karakteristik peramalan yang baik :
1- Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramlan
diukur dengan kebiasaan dan konsistensi
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramaln tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Peramalan yang terlalu
rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen
tidak dapat dipenuhi segera akibatnya perusahaan berkemungkinanan akan
kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan.sedangkan peramalan
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan
sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan
ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal yaitu
meminimasi penumpukan persediaan dan memaksimasi tingkat pelayanan. Sementara hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil.
2- Biaya
Biaya yang diperlukan untuk pembuatan
suatu peramalan tergantung dari jumlam item yang diramalkan, lamanya periode
peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Pemilihan metode peramalan
tersebut harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang
ingin didapat misalnya item-item yang penting yang akan diramalkan dengan
metode yang canggih dan mahal sedangkan item-item yang kurang penting bisa
diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi
dari Hukum Pareto (Analisis ABC).
3- Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang
sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan membeerikan keuntungan
bagi perusahaan.
Terdapat beberapa peraturan yang
harus diperhatikan sebelum melakukan peramalan yaitu
Þ Tidak
boleh meramalkan produk-produk yang tergolong ke dalam dependent demand.
Dependent Demand adalah permintaan untuk
suatu item yang terkait dengan permintaan untuk item yang lain. Contoh item
yang ada dalam struktur produk (Bill of Material) untuk pembntukan akhir. Produk-produk yang tergolong dalam dependent
demand harus direncanakan atau dihitung. Peramalan hanya boleh dilakukan
terhadap produk-produk yang tergolong ke dalam independent demand dimana
permintaan untuk suatu item terjadi secara terpisah tanpa terkait dengan
permintaan untuk item yang lain. Contoh permintaan untuk produk akhir, part
atau produk yang digunakan untuk percobaan dan suku cadang untuk pemeliharaan.
Þ Penentuan
horizon peramalan berdasarkan kondisi aktual sistem manufaktur dan tujuan dari
peramalan.
Semakin jauh periode di masa mendatang
yang diramalkan dengan asumsi faktor-faktor lain, ramalan akan semakin kurang
akurat.
Þ Di
samping berdasarkan waktu, peramalan juga dapat dilakukan berdasarkan lokasi
geografis, kelompok produk, yang dikenal sebagai peramalan berdasarkan dimensi
agregasi dan disagregasi.
Peramalan pada tingkat agregasi yang
lebih tinggi akan lebih akurat dibandingkan peramalan pada tingkat yang lebih
rendah atau pada tingkat disagregasi.
2.5
Mencocokkan Supply (Penawaran) dan Demand (Permintaan)
Penawaran adalah
sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu
tertentu. Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan
berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual
kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut
paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan
peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang
tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.
Permintaan selalu
berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan penjual.
Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka terjadilah kegiatan
jualbeli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan
pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Pembeli
selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang dimilikinya dapat
memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi,
dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak.
Perbedaan itulah yang
dapat menimbulkan tawar-menawar harga. Harga yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak disebut harga pasar. Pada harga tersebut jumlah barang yang
ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian harga pasar
disebut juga harga keseimbangan (ekuilibrium).
2.4 Teknik Peramalan
A. Metode Kualitatif
Metode kualitatif digunakan jika data historis atau
empiris dari variabel yang akan diramal tidak ada, tidak cukup, atau kurang
dapat dipercaya. Metode ini juga disarankan jika lingkungan dan teknologi
sedang atau diperkirakan akan mengalami perubahan drastis. Sebagai gantinya,
input utama metode ini adalah judgment, opini, dan pengalaman. Karena alasan
itu, metode ini juga dinamakan judgmental, subjective, intuitive, or
technological forecasting method.
Beberapa
teknik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
1) Grass
Roots
Peramalan
dihasilkan dari menyimpulkan hasil masukan ujung tombak hirarki organisasi.
Contoh : peramalan penjualan dilakukan berdasarkan dari masukan para salesmen
dan berbagai territory.
2) Metode
Delphi
Tahapan
yang dilakukan adalah :
- Tentukan
beberapa pakar sebagai partisipan (sebaikanya bervariasi dengan latar belakang
disiplin ilmu yang berbeda).
- Melalui
kuesioner diperoleh peramalan dari seluruh partisipan.
- Simpulkan
hasilnya kemudian distribusikan kembali hasilnya kepada partisipan dengan
pertanyaan yang baru.
- Simpulkan
kembali, revisi peramalan dan kondisi, kemudian dikembangkan dengan pertanyaan
yang baru.
- Apabila
diperlukan ulangi tahap 4 (revisi peramalan) seluruh hasil akhir
didistribusikan kepada seluruh partisipan.
3) Market
Research
Melakukan
pengumpulan data melalui survei, interview dsb serta untuk menguji hipotesa
pasar. Hal ini kerap digunakan untuk perencanaan jangka panjang dan penjualan
produk baru.
4) Panel
Concesus
Peramalan
dilakukan melaui diskusi terbuka dari semua tingkatan manajemen dan individu.
Dalam hal ini, akan muncul ksulitan dimana karyawan yang lebih rendah akan
diintimidasi oleh tingkatan yang lebih tinggi.
5) Hystorical
Analogy
Peramalan
untuk produk baru berdasarkan pada pengalaman masa lalu terhadap produk yang
hampir sama atau produk yang sudah digenerasi dari produk yang sudah ada.
B. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif memerlukan data historis atau
empiris dan ini menuntut variabel yang digunakan mempunyai satuan ukuran atau
dapat diukur. Metode ini umumnya beranggapan bahwa pola masa lalu akan
berulang.
Persyaratan penggunaan metode kuantitatif adalah
1.
Tersedia
informasi tentang masa lalu.
2.
Informasi
tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3.
Dapat
diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa
mendatang.
Termasuk
dalam kelompok ini adalah : Times Series
Model. Times Series Model (dengan menggunakan Simple Moving
Average/SMA) merupakan suatu periode waktu yang terdiri dari sejumlah data,
dirata-ratakan untuk kemudian dibagi dengan jumlah periode.
Rumus
:
Ft=
Dimana
Ft = peramalan untuk periode mendatang.
n
= jumlah periode pengamatan
At-1
= data aktual satu periode yang lalu.
Contoh
:
T
|
Permintaan
|
3 minggu
|
5 minggu
|
1
|
800
|
|
|
2
|
1400
|
|
|
3
|
1000
|
|
|
4
|
1500
|
1067
|
|
5
|
1500
|
1300
|
|
6
|
1300
|
|
1240
|
Hasil
analisis data dengan metode SMA untuk rata-rata bergerak 3 perode (n=3 minggu)
dan 5 periode (n=5 minggu) ditunjukkan pada tabel di atas. Cara perhitungannya
sbb :
-
Rata-rata
bergerak 3 periode :
untuk
T-4 maka F4 = (800 + 1400 + 1000) / 3= 1067
untuk
T-5 maka F5 =(1400+1000+1500) / 3=1300
-
Rata-rata
bergerak 5 periode :
untuk
T-4 maka F4 = (800 + 1400 + 1000+1500+1500) / 5= 1240
2.5 Akurasi Peramalan
Suatu prediksi yang dihasilkan oleh
teknik peramalan hanya akan mengurangi ketidakpastian dari suatu kondisi yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Dengan demikian hasil peramalan masih
mengandung kesalahan (error).
Kesalahan peramalan merupakan perbedaan antara nilai yang terjadi dan nilai
yang diprediksi
Berkaitan
dengan kesalahan peramalan ini, maka seorang analis harus melakukan:
1. Pengukuran
akurasi yang dihasilkan dari setiap metode peramalan yang cocok dengan plotting
data. Tingkat akurasi ini menjadi parameter pemilihan teknik/ metode peramalan
2. Monitoring
atau control peramalan untuk menjaga agar peramalan selalu berada dalam batas
control.
Ukuran
keakuratan peramalan (akurasi peramalan)
Pengukuran
akurasi peramalan dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:
(parameter akurasi)
1. MAD
(Mean absolute Deviation) = Rata-rata Deviasi Mutlak
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama
perioda tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau
lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai
berikut :
2 MSE (Mean Square Error) = Rata-Rata Kuadrat Kesalahan
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua
kesalahan peramalan pada setiap perioda dan membaginya dengan jumlah perioda
peramalan.
3.
Rata-Rata
Kesalahan Peramalan ( Mean Forecast Error
= MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil
peramalan selama perioda tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. MFE
dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama perioda peramalan
dan membaginya dengan jumlah perioda peramalan.
4.
Rata-Rata
Persentase Kesalahan Absolut (Mean
Absolute Percentage Error / MAPE).
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya
lebih berarti dibandingkan MAD karena
MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual
selama perioda tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Posting Komentar